Sengkelatnews.com Upacara nyenuk adalah merupakan bagian dari upacara Karya Ngenteg linggih, Wraspati kalpa , Melapas , Mendem Pedagingan mecaru Panca Rupa yang dilaksanakan di Merajan Candi Rawi Ibu Kawitan Pretisentana Ki Gusti Celuk yang berlokasi di Banjar Pemebetan, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu pahing tanggal 28 Oktober 2023 sore tersebut diikuti oleh warga pengempon Merajan Candi Rawi Ibu Kawitan Pretisentana Ki Gusti Celuk se Bali , dengan trepti (khidmat) dan dipuput oleh Ida Pedanda Gede Ngurah Putra Keniten Griya Kediri – Sangeh .
“Nyenuk” memiliki arti datang melihat yang merupakan simbol turunnya dewata nawa sanga untuk melihat suksesnya upacara yadnya yang telah dilaksanakan. Upacara ini dilaksanakan setelah pada hari Rabu Wage tanggal 25 Oktober 2023 berlangsung Karya Ngenteg linggih, Wraspati kalpa , Melapas , Mendem Pedagingan mecaru Panca Rupa yang dilaksanakan di Merajan Candi Rawi Ibu Kawitan Pretisentana Ki Gusti Celuk. Dalam upacara ini warga pengempon menghaturkan upakara persembahan di Pura Tri khayangan Desa Adat Kapal, selanjutnya dilakukan mepeed dari Pura Tri khayangan menuju lokasi upacara.
Menurut Ketua Panitia Karya yang didampingi AKP Purnawirawan I Nyoman Subagia, S.Sos yang juga sebagai bagian dari Pretisentana Ki Gusti Celuk mengatakan bahwa “hal ini dimaksudkan sebagai persembahan dan pemujaan kehadapan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi-Nya yang turun dalam rangkaian nyineb/penutup dari Karya Ngenteg linggih, Wraspati kalpa , Melapas , Mendem Pedagingan mecaru Panca Rupa yang telah dilaksanakan. Sedangkan untuk upacara pesineban akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 29 Oktober 2023. ” Kata I Gede Ketut Setyadi.
Berdasarkan pengamatan di lokasi upacara ini berlangsung dengan sangat khidmat, dimana tampak warga yang melakukan upacara nyenuk
berjalan kaki dari Pura Desa menuju lokasi secara perlahan dan berbaris rapi diiringi tabuh Gong beleganjur. Selain itu warga yang nyenuk juga berpakaian putih , merah , kuning , hitam dan manca warna (brumbun) , hal ini mengandung makna bahwa utusan Panca Dewata (Dewa Iswara disimbulkan dengan warna putih berlokasi di Timur,
Dewa Brahma , merah , selatan, Dewa Mahadewa di Barat dengan warna kuning, Dewa Wisnu, warna hitam, di Utara sedang Dewa Siwa berlokasi di Tengah dengan panca warna (Brumbun) telah memberikan waranugraha dari Yadnya yang telah dilaksanakan.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan upacara mepegat sot oleh warga pengempon
Merajan Candi Rawi Ibu Kawitan Pretisentana Ki Gusti Celuk yang memiliki makna memutuskan utang piutang dalam arti pernah memiliki utang Niskala kepada leluhur, ataupun kutukan, hendaknya bisa terbayar dengan upacara ini. Hal ini pula menjadi makna implementasi persatuan dan kesatuan antar Semeton Pretisentana Ki Gusti Celuk , untuk menyatukan idep segilik seguluk salumlum sabayantake. Karena dalam upacara Megat sot ini disertakan pula “Bende” yang artinya ikat / mengikat, terjadinya ikatan persatuan yang kuat antar Semeton Pretisentana Ki Gusti Celuk.
(Sbg)