Sebagai pecinta skincare, pasti kita punya banyak kemasan produk yang sudah kosong. Daripada dibuang begitu saja, bekas kemasan skincare ini bisa disulap menjadi karya seni yang unik dan bernilai. Seperti yang dilakukan oleh Kiehl’s Indonesia melalui program Subway Trash to Art.
Program ini mengajak masyarakat untuk mengumpulkan bekas kemasan skincare Kiehl’s yang sudah tidak terpakai. Bekas kemasan tersebut kemudian dikreasikan menjadi karya seni yang cantik dan bermakna oleh seniman-seniman berbakat.
Pada tahun 2022 lalu, Kiehl’s Indonesia berkolaborasi dengan seniman Uji “Hahan” Handoko untuk membuat sebuah karya seni mural bertajuk “The Power of Recycle”. Mural tersebut dibuat dari ribuan bekas kemasan skincare Kiehl’s yang dikumpulkan dari masyarakat.
Selain mural, Kiehl’s Indonesia juga membuat kreasi seni lainnya dari bekas kemasan skincare, seperti lampu hias, tempat pensil, dan pot bunga. Kreasi-kreasi ini dipamerkan di gerai Kiehl’s Indonesia tertentu dan juga dijual dengan harga terjangkau.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi sampah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas. Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa diubah menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat.
Jadi, jangan langsung dibuang bekas kemasan skincare kalian ya! Kumpulkan dan bawa ke gerai Kiehl’s terdekat untuk didaur ulang menjadi karya seni yang unik dan berharga.
Melihat Kreasi Seni Unik Dari Empties Skincare Di Kiehls Subway Trash To Art
Bekas kemasan skincare bisa disulap menjadi karya seni yang unik dan bernilai. Seperti yang dilakukan oleh Kiehl’s Indonesia melalui program Subway Trash to Art.
- Kreativitas: Bekas kemasan skincare disulap menjadi mural, lampu hias, dan kreasi seni lainnya.
- Daur ulang: Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang.
- Kolaborasi: Kiehl’s Indonesia berkolaborasi dengan seniman untuk membuat karya seni dari bekas kemasan skincare.
- Nilai seni: Karya seni yang dibuat dari bekas kemasan skincare memiliki nilai estetika dan makna yang mendalam.
- Kepedulian lingkungan: Program ini menunjukkan kepedulian Kiehl’s Indonesia terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
- Partisipasi masyarakat: Masyarakat dilibatkan dalam pengumpulan bekas kemasan skincare untuk didaur ulang menjadi karya seni.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana kreativitas dan kesadaran lingkungan dapat dipadukan untuk menciptakan sesuatu yang bernilai. Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa diubah menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat. Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam upaya daur ulang.
Kreativitas
Siapa sangka bekas kemasan skincare bisa disulap jadi karya seni yang keren? Di tangan seniman-seniman berbakat, bekas kemasan skincare yang biasanya dibuang begitu saja bisa berubah jadi mural, lampu hias, pot bunga, dan kreasi seni lainnya yang cantik dan bermakna.
Salah satu contohnya adalah mural “The Power of Recycle” yang dibuat oleh seniman Uji “Hahan” Handoko untuk Kiehl’s Indonesia. Mural ini dibuat dari ribuan bekas kemasan skincare Kiehl’s yang dikumpulkan dari masyarakat. Mural ini menggambarkan kekuatan daur ulang dan kreativitas, serta mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Selain mural, Kiehl’s Indonesia juga membuat kreasi seni lainnya dari bekas kemasan skincare, seperti lampu hias, tempat pensil, dan pot bunga. Kreasi-kreasi ini dipamerkan di gerai Kiehl’s Indonesia tertentu dan juga dijual dengan harga terjangkau. Hasil penjualan dari kreasi seni ini akan disumbangkan untuk mendukung program daur ulang dan pendidikan lingkungan.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia ini membuktikan bahwa kreativitas dan kesadaran lingkungan bisa berjalan beriringan. Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa diubah menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat. Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam upaya daur ulang.
Daur ulang
Siapa sangka sampah bekas kemasan skincare bisa disulap jadi karya seni yang keren? Di tangan seniman-seniman berbakat, bekas kemasan skincare yang biasanya dibuang begitu saja bisa berubah jadi mural, lampu hias, pot bunga, dan kreasi seni lainnya yang cantik dan bermakna.
-
Kreativitas
Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa diubah menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat. -
Kolaborasi
Kiehl’s Indonesia berkolaborasi dengan seniman untuk membuat karya seni dari bekas kemasan skincare. -
Partisipasi masyarakat
Masyarakat dilibatkan dalam pengumpulan bekas kemasan skincare untuk didaur ulang menjadi karya seni. -
Nilai seni
Karya seni yang dibuat dari bekas kemasan skincare memiliki nilai estetika dan makna yang mendalam.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia membuktikan bahwa kreativitas dan kesadaran lingkungan bisa berjalan beriringan. Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa diubah menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat. Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam upaya daur ulang.
Kolaborasi
Dalam program Subway Trash to Art, Kiehl’s Indonesia tidak bekerja sendirian. Mereka menggandeng seniman-seniman berbakat untuk membuat karya seni dari bekas kemasan skincare. Kolaborasi ini menghasilkan karya-karya seni yang unik dan bermakna, seperti mural “The Power of Recycle” yang dibuat oleh seniman Uji “Hahan” Handoko.
Kolaborasi dengan seniman ini tidak hanya menghasilkan karya seni yang indah, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas. Seniman-seniman yang terlibat dalam program ini menggunakan kreativitas mereka untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal yang sama.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia membuktikan bahwa kolaborasi antara dunia bisnis dan seni dapat menghasilkan sesuatu yang positif bagi lingkungan dan masyarakat. Bekas kemasan skincare yang tadinya dianggap sampah, bisa disulap menjadi karya seni yang indah dan bermanfaat. Program ini juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berpartisipasi aktif dalam upaya daur ulang.
Nilai seni
Siapa sangka bekas kemasan skincare bisa disulap jadi karya seni yang keren? Di tangan seniman-seniman berbakat, bekas kemasan skincare yang biasanya dibuang begitu saja bisa berubah jadi mural, lampu hias, pot bunga, dan kreasi seni lainnya yang cantik dan bermakna.
Selain nilai estetikanya, karya seni yang dibuat dari bekas kemasan skincare juga memiliki makna yang mendalam. Karya-karya seni ini menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan hidup dan ajakan untuk mengurangi sampah. Melalui karya seni ini, para seniman ingin menyampaikan pesan bahwa sampah tidak harus selalu berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan indah.
Salah satu contoh karya seni yang memiliki makna mendalam adalah mural “The Power of Recycle” yang dibuat oleh seniman Uji “Hahan” Handoko untuk Kiehl’s Indonesia. Mural ini dibuat dari ribuan bekas kemasan skincare Kiehl’s yang dikumpulkan dari masyarakat. Mural ini menggambarkan kekuatan daur ulang dan kreativitas, serta mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Nilai seni dan makna yang terkandung dalam karya seni dari bekas kemasan skincare ini tidak hanya diakui oleh masyarakat umum, tetapi juga oleh para ahli seni. Karya-karya seni ini telah dipamerkan di berbagai galeri seni dan mendapat apresiasi yang tinggi dari para kritikus seni.
Kepedulian lingkungan
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia tidak hanya bertujuan untuk mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang, tetapi juga menunjukkan kepedulian Kiehl’s Indonesia terhadap lingkungan dan keberlanjutan.
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan, Kiehl’s Indonesia menyadari dampak dari aktivitas bisnisnya terhadap lingkungan. Program Subway Trash to Art merupakan salah satu bentuk komitmen Kiehl’s Indonesia untuk mengurangi jejak lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Dengan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan bekas kemasan skincare dan mengubahnya menjadi karya seni, Kiehl’s Indonesia tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Selain itu, Kiehl’s Indonesia juga mendonasikan sebagian hasil penjualan kreasi seni dari bekas kemasan skincare untuk mendukung program daur ulang dan pendidikan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa Kiehl’s Indonesia tidak hanya peduli pada keuntungan bisnis, tetapi juga pada kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.
Partisipasi masyarakat
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia tidak hanya melibatkan seniman, tetapi juga masyarakat luas. Masyarakat diajak untuk mengumpulkan bekas kemasan skincare Kiehl’s yang sudah tidak terpakai dan membawanya ke gerai Kiehl’s terdekat. Bekas kemasan skincare yang terkumpul kemudian akan diolah dan diubah menjadi karya seni yang unik dan bermakna.
Partisipasi masyarakat dalam program ini sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat peduli terhadap lingkungan dan ingin berkontribusi dalam mengurangi sampah. Kedua, partisipasi masyarakat membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya daur ulang dan kreativitas. Ketiga, partisipasi masyarakat memperkuat hubungan antara Kiehl’s Indonesia dengan pelanggannya, membangun rasa memiliki dan kebersamaan.
Program Subway Trash to Art dari Kiehl’s Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana sebuah perusahaan dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengumpulan bekas kemasan skincare, Kiehl’s Indonesia tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.